Kasus
internasional menunjukkan, vitamin D merupakan zat gizi yang pengaruhi kualitas
pertumbuhan anak.
Pada
abad ke-19, terjadi insiden penyakit riketsia (pertumbuhan tulang dalam bentuk
abnormal atau pelunakan dan pelemahan tulang pada anak-anak) yang melanda Eropa
dan Amerika Serikat. Khususnya terjadi di wilayah perkotaan.
Penyebabnya
adalah defisiensi atau kekurangan vitamin D.
Yang antara lain akibat anak-anak
kurang terpapar oleh sinar matahari langsung lantaran kerap berada di dalam
ruangan untuk waktu yang cukup lama, serta polusi udara yang mengakibatkan
terjadinya penipisan sinar matahari.
Pengobatan
yang dilakukan kemudian untuk mengatasi penyakit riketsia akibat kekurangan
vitamin D ini adalah dengan menggunakan minyak ikan kod pada abad ke-20,
terapi ringan dengan bermain di luar ruang untuk anak-anak yang berwajah pucat,
serta penetapan vitamin D sebagai fortifikasi dalam mentega sejak 1961 di
kawasan Eropa dan Amerika Serikat.
Meningkatnya
penyakit riketsia ini ternyata dapat menyingkap manfaat lain dari vitamin D itu
sendiri. Selain memperbaiki pertumbuhan tulang, manfaat vitamin D juga
sangat berpengaruh terhadap imunitas adaptif, papar Dr Martine Alles, Direktur
Developmental Physiology & Nutition Danone Nutricia Early Life Nutrition,
Belanda, dalam sebuah diskusi media.
Melihat
rendahnya asupan vitamin D pada anak-anak di usia muda di kawasan Eropa, kata
Martine, saat ini selain mendapatkan sumber vitamin D dari berbagai jenis
makanan, juga telah direkomendasikan untuk mengonsumsi suplemen tambahan
vitamin D, agar kebutuhan vitamin D harian tercukupi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar